Langsung ke konten utama

Dream Catcher Story Eps. 1

Petang ini aku ada di sebuah distrik yang menyambutku dengan ramah, sebagian besar dari mereka masih berusia cukup muda sepertiku. Sepertinya tak banyak orang tua atau lanjut usia yang bertahan saat huru hara ini dimulai. Tak bisa kupungkiri pula betapa sulitnya untuk bertahan dalam bencana yang tak pernah kita perkirakan sebelumnya. Aku tak ingat persis bagaimana aku bisa sampai disini saat semua ini terjadi, yang kuingat hanya ada sepintas hal indah yang dulu kupunya namun harus kutinggal pergi.

Tak kuketahui secara pasti berapa jumlah orang yang ada disini, namun yang mampu kutangkap sepertinya cukup berimbang untuk persentase keberadaan laki-laki dan perempuan disini. Aku berharap ada sedikit tumpangan disini untukku yang lama merindukan ketenangan kembali. Mungkin ada cukup persediaan orang-orang disini setidaknya untuk menampungku seorang. Tinggal bersama orang sebayaku membuatku sedikit tidak canggung disini. Mereka tak terlalu usil untuk membuatku merasa risih menjadi asing disini. Kebiasaan mereka saat sang mentari tak bersahabat lagi mereka kembali ke rumah untuk istirahat sebentar dan memakan hasil kebun yang tersedia di rumah, setelah sejak cahaya belum tersongsong rapi dilangit mereka membantu para orang tua mengolah kebun tempat mereka menghasilkan kebutuhan untuk bertahan hidup selama ini. Lalu kembali ke paman ajar untuk mengulangi kebiasaan sejak saat itu untuk belajar tentang alam dan pemanfaatannya, guna mempertahankan keberlangsungan manusia yang ada disini. Tak banyak fasilitas pendukung pendidikan disini, di distrik lain lah fasilitas pendidikan yang lebih layak itu berada. Dan saat petang tiba, ke tanah lapanglah kami berkumpul untuk berlatih beladiri seperti biasanya. Inilah, hari ketigaku disini.

Komentar